Jumat, 18 Februari 2011

Bahtera/Kapal Nabi Nuh

Salam damai sejahtera bagi pembaca, semoga masih dalam lindungan dan rahmat-Nya…

Kemarin tersentak keinginan untuk menulis tentang bahtera/kapal Nabi Nuh yang mainstream manusia perdebatkan belakangan ini disebabkan adanya lagi mengaku menemukan puing-puing legendaris bahtera/kapal Nabi Nuh yang kurang lebih 5000 tahun yang lalu. Tentunya hal ini sangat dipengaruhi oleh peranan “The Holy Books of God/Kitab Suci Tu(h)an” yang mewarnai kehidupan manusia dari dahulu hingga sekarang ini.

Fox News, Jumat 30 April 2010, Sekelompok komunitas Kristen China mengumumkan penemuan bahtera Nabi Nuh di ketinggian 4.000 meter di Gunung Ararat, Turki. Tim peneliti yang tergabung 'Noah's Ark Ministries International' tersebut yakin 99,9 persen bahwa apa yang mereka temukan adalah kapal yang menurut kitab suci beberapa agama dibangun oleh Nabi Nuh sebelum bencana banjir bandang mahadahsyat mengapus ras umat manusia berdosa.

Namun pengumuman ini ditolak dengan mantan peneliti "Noah's Ark Ministries International" yaitu Dr. Randall Price, kepala Studi Yudaisme di Liberty University, Virginia, Amerika Serikat yang tidak setuju dengan eksploitasi penemuan ke arah industri pariwisata dan beberapa pakar lainnya yang tidak setuju dengan penemuan tersebut seperti Dr. John Morris, arkeolog kawakan Institute for Creation Research dan Profesor Porcher Taylor dari University of Richmond yang yakin itu bukan bahtera Nuh yang sebenarnya. "Mereka menggali di lokasi yang salah di Gunung Ararat," kata Taylor.

Penjelajah besar Marco Polo sekitar tahun 1300an juga menulis di bukunya The Travel of Marco Polo tentang kapal Nabi Nuh

Menurut beberapa sejarahwan, Marco Polo dilahirkan di pulau Korčula di Kroasia.
Korčula adalah kota kecil di pulau di Adriatik Korčula laut di pantai Dalmatian Kroasia, yang saat itu berjuang antara Venetian Empire dan Kroasia-Hungaria Kerajaan.Marco Polo (15 September 1254 – 9 Januari 1324 di awal, tapi selambat-lambatnya Juni 1325) adalah seorang pedagang dan penjelajah dari Venetian Republik yang mendapat ketenaran untuk perjalanan di seluruh dunia. Tapi klaim itu bukan yang pertama, penjelajah besar Marco Polo sekitar tahun 1300 juga menulis di bukunya The Travel of Marco Polo. Ia menyebut, Greater Armenia merupakan gunung yang sangat tinggi dengan penampakan seperti mangkuk di mana dikatakan kapal Nuh telah diistirahatkan dan itu juga disebut Gunung Bahtera Nuh.

Yeung adalah orang Kristen China yang termasuk dari anggota 'Noah's Ark Ministries
International'

Penelitian ini sebenarnya telah dilakukan sejak tahun 1949, dan pernah diklaim oleh Prof. Ron Wyatt bahwa Ia bersama kelompok arkeolognya telah menemukan lokasinya dan melakukan penggalian pada tahun 1977. Penelitian ini yang kemudian dilanjutkan oleh kelompok peneliti dari China dan Turki untuk membuktikan bahwa situs tersebut memang merupakan sebuah kapal yang telah menjadi legenda dan benar-benar berada di atas Gunung Ararat seperti yang telah diklaim oleh Ron Wyatt sebelumnya. Grup yang beranggotakan 15 orang dari Hong Kong dan Turki hadir dalam konferensi pers yang diadakan Senin 26 April 2010 lalu. Kepada media yang hadir saat itu, mereka juga memamerkan specimen fosil kapal yang diduga perahu Nuh, berupa tambang, paku, dan pecahan kayu. Yeung (Anggota dari Sekelompok komunitas Kristen China) bukan orang pertama yang mengklaim penemuan kapal ini, faktanya kapal Nuh ini telah “ditemukan” setidaknya setengah lusin kali dalam kurun waktu 50 tahun terakhir. Meskipun banyak yang percaya cerita Bahtera Nuh hanyalah dongeng, beberapa memandang segala sesuatu yang tertulis di kitab suci adalah benar, dan penemuan kapal itu hanyalah soal waktu.
Ini adalah gambar temuan Georgio Hagopian ditemukan sekitar awal tahun 1990an

Tak hanya itu bahkan jauh berpuluh-puluh tahun yang lalu banyak yang tersentak ingin meneliti bentuk fisik Bahtera/kapal Nabi Nuh.Minat pada kapal Nuh ini merebak pada 1970-an saat seorang pria bernama Georgio Hagopian mengatakan telah menemukan lokasi dan mendakinya sebanyak dua kali. Apa yang diklaim oleh Hagopian telah ditemukan 60 tahun lebih awal (di awal 1900an). Dengan memperlihatkan sebuah gambar bertekstur Kapal besar yang terdampar di gunung es.

Violet Cumming penemu dan penulis buku tentang Kapal Nabi Nuh

Salah satu individu yang mengaku sebagai orang pertama yang menemukan bahtera Nuh ini gunung Ararat adalah perempuan bernama Violet Cumming yang pada awal 1970an. Ia menulis buku berjudul Noah’s Ark: Fable or Fact?. Meskipun judulnya begitu menarik, namun klaim tersebut hanyalah dongeng, bukan fakta.

Beberapa tahun selanjutnya, 1976 pria lain mengatakan bahwa telah menemukan kapal Nuh di Ararat dan memberikan foto yang ambigu sebagai buktinya. Tidak ada seorang pun yang datang untuk melihatnya.potongan kayu yang katanya ditemukan dari puing-puing kapal Nuh
Isu menarik ini muncul kembali pada tahun 1990, saat jaringan CBS menampilkan acara spesial berjudul The Incredible Discovery of Noah’s Ark, yang menampilkan bukti seorang saksi mata yang memiliki kayu yang diklaim didapatkan dari kapal tersebut. Namun secara keseluruhan hal itu merupakan kebohongan besar, CBS serta para penonton telah dibohongi.
Temuan di Iran diklaim bagian Kapal Nabi Nuh
Bulan Juni 2006, tim arkeologi dari organisasi Kristen menemukan formasi bebatuan di Iran yang diklaim sebagai kapal Nuh. Mereka kemudian membawa potongan dari batu tersebut yang dianggap sebagai bagian dari kayu tersebut, namun sekali lagi pernyataan ini tidak dapat dibuktikan.

Perlu ini dikaji bersama, diatas adalah beberapa fakta sejarah yang beberapa banyak orang bahkan para ahli sekalipun yang ingin menemukan bentuk fisik bahtera/kapal Nabi Nuh dimuka bumi, namun hasilnya nihil dan tidak bisa dipertanggungjawabkan secara ilmiah. Jika manusia pada umumnya bisa dikatakan telah menemukan kebuntuan/deadlock mengenai bahtera/kapal Nabi Nuh maka ini harus di kembalikan ke frame “The Holy Books” dalam melihat kejadian yang melanda pemahaman dan aqidah manusia secara mayoritas.

Berdasarkan Alkitab Kejadian 6-7 memberikan informasi bahwa Nabi Nuh dengan disuruh Allah Sang Tu(h)an Semesta Alam untuk membuat Bahtera/Kapal dengan ketetapan yang telah ditentukan-Nya dengan ukuran hasta, karena Allah akan “mendatangkan air bah yang meliputi bumi yang akan memusnahkan segala yang hidup dan bernyawa dikolong langit, segala yang ada dibumi akan mati binasa 6:17” dan yang berhak naik diatas bahtera/kapal tersebut hanyalah keluarga Nabi Nuh yaitu “Nuh, isteri, isteri anak Nuh 6:18”. Lalu tugas yang paling tidak memungkinkan dilakukan seorang manusia adalah mengumpulkan “sepasang dari segala yang hidup yakni jantan dan betina dari jenis burung, hewan dan binatang melata dan makanan 6:19-21” yang lebih parah lagi Nuh dengan sendirinya membuat, mengumpulkan dan menaikkan sepasang itu dan makanan dalam tempo “TUJUH HARI karena Allah akan menurunkan hujan keatas bumi selama 40 hari 40 malam 7:4”. Dengan ayat inilah hari ini orang dibingungkan tentang Nabi Nuh membuat bahtera/kapal diatas gunung Ararat.

Jika benar Nabi Nuh membuat bahtera/kapal diatas gunung maka ada beberapa yang mesti dipertimbangkan untuk menerima informasi ini:
1. Secara rasional dan realistis sejarah orang dahulu membuat kapal itu dari kayu, tidak pernah sendirian dan tempatnya itu di pesisir pantai bukan diatas gunung.
2. Yang berhak naik di atas Bahtera Nuh hanyalah Keluarga Nabi Nuh, lalu bagaimana nasib orang diluar Keluarga Nuh yang tidak mengetahui azab itu datang? bukankah itu menjugde Allah menzolimi ummat manusia?
3. Bagaimana mungkin Nuh dengan sendirinya mengumpulkan dan menaikkan sepasangan jantan dan betina semua makhluk dibumi yang bernafas serta makannnya hanya dengan waktu TUJUH HARI???

Mari kita kaji baik-baik informasi ini, kita ketahui bahwa didalam kitab suci Allah menyimpan bahasa Allah tersendiri yang dimaksudkan hanya orang yang berilmu dan mengenal Allah-lah yang bisa mengetahui maksud perkataan tersebut, kalau di Alkitab biasa dikenal bahasa “Amsal = Permisalan” semisal Yesus berbicara kepada orang banyak dengan bahasa perumpamaan dan di Al’Quran dikenal dengan bahasa “Mutasyaabihaat = Makna yang tertutup/Perumpamaan”. Kitab suci Allah juga merupakan petunjuk informasi sejarah yang telah terjadi dan sebenarnya sangat ilmiah dan rasional bagi yang mempunyai tingkat spiritual diatas rata-rata manusia lainnya, jika kitab-Nya di “jugde” adalah dongeng maka mereka hanyalah condong pada kesesatan. Bagaimana mungkin ummat hari ini mengimani kitab suci yang isinya dongeng dan khayalan??? hari ini kita harus berpikir secara logika dan rasional apakah Allah menurunkan kitab suci yang isinya dongeng dan khayalan atau ummat manusia yang hari ini lagi tertutup dari petunjuk Allah sehingga tersesat kearah kedongengan belaka???. Jika demikian pastilah bahtera/kapal yang dimaksud Allah dikitab-Nya bukanlah secara fisik melainkan esensi/makna secara fungsi dari bahtera/kapal.

Mari kita lihat di Al’Quran Surah Nuh 71/1-9:
  1. Sesungguhnya Kami telah mengutus Nuh kepada kaumnya (dengan memerintahkan): "Berilah kaummu peringatan sebelum datang kepadanya azab yang pedih.
  2. Nuh berkata: "Hai kaumku, sesungguhnya aku adalah pemberi peringatan yang menjelaskannya kepadamu,
  3. (yaitu) mengabdilah kepada Allah, bertakwallah kepada-Nya dan ta'atlah kepadaku,
  4. Niscaya Allah akan mengampuni sebagian dosa-dosamu dan menangguhkan kamu sampai kepada waktu yang ditentukan. Sesunguhnya ketetapan Allah apabila telah datang tidak dapat ditangguhkan. Kalau kamu mengetahui".
  5. Nuh berkata: Yaa Robku, sesungguhnya aku telah menyeru kaumku malam dan siang,
  6. Maka seruanku itu hanyalah menambah mereka lari (dari kebenaran).
  7. Dan sesungguhnya setiap kali aku menyeru mereka (kepada iman) agar Engkau mengampuni mereka, mereka memasukkan anak jari mereka kedalam telinganyadan menutup bajunya (kemukanya) dan mereka tetap (mengingkari) dan menyombongkan diri dengan sangat.
  8. Kemudian sesungguhnya aku telah meyeru mereka (kepada iman) dengan cara terang-terangan,
  9. Kemudian sesungguhnya aku (menyeru) mereka (lagi) dengan terang-terangan dan diam-diam,

Kejadian ini sama persis yang dilakukan Rasullullah Muhammad SAW dalam tugas kerasulannya dimuka bumi (Al’Quran Ash Syura 42/13: Dia (Allah) telah mensyariatkan/mewariskan bagi kamu tentang Din apa yang telah di wasiatkan-Nya kepada NUH dan apa yang telah Kami wahyukan kepadamu dan apa yang telah Kami wasiatkan kepada Ibrahim, Musa, Isa yaitu Tegakkanlah Din... ), Bahwa Nuh diutus Allah mempunyai tugas yang sama seperti Muhammad sebagai Rasul Allah, yaitu memberikan peringatan kepada ummatnya tentang azab Allah yang akan ditimpakan kepada ummatnya dikarenakan tidak lagi mengabdi dan taat kepada Allah, lalu seruan Nuh/Rasul Allah itu hanyalah menambah ketidakpercayaan sehingga mengacuhkan peringatan tersebut.

Perlu kita ketahui ketika Muhammad SAW menjadi seorang Rasul Allah mempunyai pengikut dan komunitas tersendiri dibangsa Arab. Muhammad SAW dan pengikutnya memisahkan diri dari orang-orang musyrik mekkah yang tidak lagi mengabdi dan taat kepada hukum Allah yang diperingati oleh Muhammad layaknya Nabi Nuh.

Jadi esensi dari bahtera/kapal adalah alat atau sarana untuk mengangkut banyak manusia agar tidak terkena azab/malapetaka, sama dengan mengikuti komunitas Muhammad SAW yang telah dibentuk sedemikian rupa oleh Allah dengan petunjuk-Nya/wahyu (Al’Quran Al Mu’minuun 23/27: Lalu Kami wahyukan kepadanya (Nuh): "Buatlah bahtera dibawah penilikan dan petunjuk/wahyu Kami maka apabila perintah Kami telah datang dan tannur memancarkan air, maka masukkanlah ke dalam bahtera itu sepasang dari tiap-tiap (jenis), dan (juga) keluargamu...) dan didalam komunitas Muhammad SAW ada orang-orang yang dikatakan yang memotori seperti kapal yang berjalan Muhammad SAW adalah Nahkoda kapal tersebut dengan kata lain Muhammad SAW tidak dapat berjalan sendiri tanpa komunitas. Sering juga kita mendengar jika sepasang manusia laki-laki dan perempuan telah menikah “selamat menempuh hidup yang baru dan mengarungi bahtera rumah tangga”, kita juga sering mendengar partai-partai di Indonesia dikatakan kapal seperti SBY punya partai demokrat sebagai kapalnya karena tanpa partai demokrat SBY tidak bisa berkuasa di Indonesia, juga sering sekali para cendikiawan menyebut "mau dibawa kemana kapal negara ini" sampai-sampai dibuatkan gambar orang-orang dengan kesibukan diatas kapal beneran. Lalu mengapa manusia sekarang jika Allah berkata kapal dikitab-Nya pikirannya pada "ngeres" pokoknya yang katakan dikitab harus berbentuk fisik!!!.Perlu kita ketahui adanya Muhammad bukan untuk mengajarkan syariat tapi menegakkan sistem keadilan dan keseimbangan hidup manusia berdasarkan arahan dan hukum Allah. Jadi wajar-wajar saja kalau bentuk bahtera/kapal Nuh tidak pernah ditemukan.

Kapal merupakan alat atau sarana untuk mengangkut orang banyak dimana setiap personil dari kapal tersebut mempunyai tugas dan fungsi yang sama pentingnya, dan yang terpenting adalah Nakhoda kapal bisa membaca arah angin agar kapal yang dipimpinnya tidak tersesat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Jangan lupa komentar anda